Sekarang banyak sekali foto-foto syur tersebar di Internet. Bagaimana cara membedakan itu foto asli atau rekayasa?
Lima tahun lalu, saya melihat foto-foto porno Siti Nurhaliza di
Internet, waktu ini saya tidak tahu sama sekali kalau foto itu bisa
direkayasa. Dalam hati saya, kok bisa ya Siti Nurhaliza yang suka
melantunkan tembang-tembang Islami berpose begitu? Sebenarnya ada
cara-cara sederhana untuk mengetahui beda foto asli atau rekayasa.
Jika tips ini sudah tersebar ke masyarakat luas, tentu foto Sandra Dewi
tidak akan heboh banget seperti sekarang. Sandra Dewi pun tidak perlu
menangis, karena orang-orang yang melihat fotonya yang vulgar akan
langsung bilang, “ah ini rekayasa saja”. Berikut ini tips-tips untuk membedakan foto asli dan rekayasa.
Untuk membaca meta data sebuah file gambar, Anda bisa menggunakan Adobe Photoshop (Tutorial Adobe Photoshop klik di sini).
Buka menu File -> File Info. Dalam foto yang asli bidikan kamera,
ada informasi yang dapat dibaca di bagian Camera Data. Jika foto ini
hasil rekayasa, biasanya tidak ada informasi Camera data. Foto
yang asli dan bertanggung jawab, juga menyertakan data IPTC, History,
dan Origin. Meskipun dengan meta data kita bisa mengetahui foto yang
asli atau bukan, sebuah foto hasil rekayasa juga bisa dimasukkan meta
data yang mirip foto yang asli.
Pada foto yang asli, sumber cahaya datang dari satu
arah dan sama. Misalnya sama-sama cahaya matahari atau lampu. Intensitas
cahaya yang berbeda antar bagian juga menunjukkan foto tersebut hasil
rekayasa.
Misalnya dalam potongan foto di atas, terlihat cahaya
datang tepat dari depan mengenai wajah, cahaya datang dari atas
mengenai bantal. Kemudian ada bayang-bayang di bantal yang menandakan
cahaya berasal dari samping kiri. Arah sumber cahaya yang berbeda-beda
ini menyimpulkan bahwa foto ini adalah rekayasa.
Sebuah foto asli dalam format JPG, seharusnya
memiliki pola yang sama baik itu di bagian wajah, tubuh, atau
background. Pola ini dapat dilihat jika foto tersebut di zoom hingga
kelihatan piksel-pikselnya. Dalam contoh ini, pola wajah terlihat sangat
halus, dan pola background terlihat sangat kasar.
Dengan menggunakan Adobe Photoshop
atau software pengolah gambar yang lain, zoom sebuah foto hingga setiap
satu piksel kelihatan jelas (misalnya zoom 1000%). Piksel-piksel yang
baur, menunjukkan foto itu telah direkayasa dengan efek blur. Contoh
berikut ini menunjukkan bahwa daerah 1 adalah asli, sedangkan daerah 2
adalah rekayasa.
Foto hasil rekayasa yang merupakan gabungan dua buah
foto atau lebih, misalnya wajahnya milik artis tertentu tetapi tubuhnya
milik orang lain, memiliki perbatasan (sambungan) yang kurang sempurna
(misalnya di bagian leher atau dagu, badan dengan background).
Foto Jihan Fahira ini menunjukkan foto rekayasa,
Karena perbedaan warna kulit antara wajah dengan leher atau tubuh. Juga
berbeda dari arah datang cahaya dan intensitas cahaya.
Foto asli, selalu memberikan proporsi tubuh yang
ideal, misalnya perbandingan kepala dengan leher, perbandingan kepala
dengan badan. Jika orang yang merekayasa foto kurang terampil,
perbandingan yang ada tidak natural.
Meskipun kita telah menggunakan teknik-teknik di atas
atau yang lebih canggih (analisis histogram, error level, dan gray
level) untuk menyelidiki suatu foto itu asli atau rekayasa, jika orang yang merekayasa foto tersebut sangat mahir, hasil fotonya kelihatan benar-benar asli dan natural. Dalam kasus ini kita menggunakan logika sebagai manusia, misalnya:
- Tidak mungkin RS telanjang di depan kamera, jika Anda melihat foto tersebut, pasti itu foto rekayasa.
- Siti Nurhaliza memiliki bentuk tubuh yang ideal, jika Anda melihatnya berbeda dalam beberapa foto, berati salah satu dari foto itu adalah rekayasa.
- Tidak mungkin Artika Sari Dewi berada di ruang ganti bersama dengan waria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar